Karakter hati ahli al-Quran. Hati ahli al-Quran memiliki karakter yang agung, karakternya berbeda dengan hati yang lain. Sesungguhnya ahli al-Quran itu jika ia diingatkan dengan al-Quran, ia akan ingat. Jika ia dinasihati dengan al-Quran, ia akan tunduk. Jika ia ditakut-takuti dengan al-Quran, ia akan takut. Mudah menangis, lembut hatinya, dan santun perangainya.
Semua itu adalah karakter seorang ahli al-Quran sejati.Inilah mengapa Allah ʿAzza wa Jalla Menyebutkan bahwa ahli al-Quran itu “Gemetar karenanya (al-Quran) kulit orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka, lalu kulit dan hati mereka menjadi tenang dalam zikir kepada Allah.” (QS. Az-Zumar: 23)
Qatadah —semoga Allah Meridainya— ketika menyebutkan ayat ini mengatakan bahwa ini adalah sifat wali-wali Allah di dalam al-Quran, yaitu hati mereka bergetar dan mata mereka menangis karena Allah Jalla wa ʿAlā. Qatadah berkata, “Allah ʿAzza wa Jalla TIDAK menyebut sifat mereka bahwa mereka adalah orang yang suka berteriak-teriak atau bisa sampai jatuh pingsan.” Qatadah berkata bahwa itu hanyalah karakter yang dimiliki setan ahli bidah.
Jadi, hati orang beriman itu akan tenang dengan al-Quran, takut jika diingatkan dengannya, dan mata mereka menangis jika membaca atau mendengar ayat-ayat yang agung ini.
Demikian pula semua amalan hati dalam hal ini juga berkaitan dengan masalah hati, karena hati adalah segumpal daging yang ada dalam jasad yang mana seluruh tubuh juga baik, jika hatinya baik.
Termasuk sifat ahli al-Quran —dan aku cukupkan dengan sifat ini untuk menyingkat waktu—bahwa ahli al-Quran itu punya karakter rendah hati
dan khusyuk kepada Allah Jalla wa ʿAlā. Khusyuk adalah salah satu buah dari kerendahan hatinya.
Inilah sebabnya ketika Abu Bakar al-Ājurī —semoga Allah Merahmatinya— menyebutkan sifat-sifat ahli al-Quran, dia mengatakan bahwa mereka rendah hati kepada para ahli al-Quran dan orang-orang mempelajarinya.
Adapun ketika dia menyebutkan sifat-sifat orang yang mempelajari al-Quran karena dunia, dia mengatakan bahwa di antara sifat mereka adalah sombong. Mereka sombong setelah membacanya di hadapan makhluk-Nya, tidak mau merendahkan hati dengannya, selalu ingin tampil, dan mengungguli orang lain.
Jadi, inilah beberapa amalan hati yang dengannya seseorang dapat menguji dirinya sendiri dan mengecek apakah dia termasuk ahli al-Quran yang sejati atau bukan.
Oleh karena itu, diriwayatkan dari Hasan al-Bashri —semoga Allah Merahmatinya—bahwa seorang mukmin hendaknya memeriksa keadaan dirinya dengan al-Quran, jika dia termasuk ahli al-Quran,maka hendaknya dia bersyukur kepada Allah Jalla wa ʿAlā dan memuji-Nya,dan memohon agar ditingkatkan.
Jika dia tidak memiliki karakter itu, maka hendaknya dia mengintrospeksi
dan menghisab dirinya sebelum dihisab oleh Allah ʿAzza wa Jalla.
====
صِفَاتُ قُلُوبِ أَهْلِ الْقُرْآنِ إِنَّ لِقُلُوبِ أَهْلِ الْقُرْآنِ شَأْنًا عَظِيمًا فَإِنَّ لَهَا أَمْرًا مُخْتَلِفًا عَنْ غَيْرِهَا فَإِنَّ أَهْلَ الْقُرْآنِ إِذَا ذُكِّرَوا بِالْقُرْآنِ تَذَكَّرُوا وَإِذَا وُعِظُوا بِالْقُرْآنِ انْزَجَرُوا وَإِذَا خُوِّفُوا بِالْقُرْآنِ خَافُوا حَاضِرُ الدَّمْعَةِ رَقِيقُ الْقَلْبِ لَيِّنُ الْجَانِبِ
كُلُّ هَذِهِ صِفَاتُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ عَلَى الْحَقِيقَةِ وَلِذَلِكَ ذَكَرَ اللهُ جَلَّ وَعَلَا أَنَّ أَصْحَابَ الْقُرْآنِ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللهِ
وَقَالَ قَتَادَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حِينَمَا ذَكَرَ هَذِهِ الْآيَةَ قَالَ هَذَا نَعْتُ أَوْلِيَاءِ اللهِ فِي كِتَابِ اللهِ أَنَّهُ تَقْشَعِرُّ قُلُوبُهُمْ وَتَدْمَعُ أَعْيُنُهُمْ لِلَّهِ جَلَّ وَعَلَا قَالَ قَتَادَةُ وَلَمْ يَذْكُرِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ نَعْتِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا يَصْرُخُونَ وَلَا أَنَّهُ كَانَ يُغْشَى عَلَيْهِمْ قَالَ قَتَادَةُ: وَإِنَّمَا هَذَا نَعْتُ أَهْلِ الْبِدَعِ مِنَ الشَّيْطَانِ
إِذَنْ فَقُلُوبُ الْمُؤْمِنِينَ تَلِينُ لِلْقُرْآنِ وَتَخَافُ إِذَا ذُكِّرُوا بِهِ وَتَدْمَعُ أَعْيُنُهُمْ إِذَا مَرَّتْ عَلَيهِمْ آيَاتٌ مِنْ هَذِهِ الْآيَاتِ الْعَظِيمَةِ
وَكَذَلِكَ كُلُّ أَفْعَالِ الْقُلُوبِ مِنْ هَذَا الْبَابِ مُتَعَلِّقَةٌ بِهَذَا الْقَلْبِ إِذِ الْقَلْبُ هُوَ مُضْغَةٌ الَّتِي فِي الْقَلْبِ… فِي الْبَدَنِ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ
مِنْ صِفَاتِ صَاحِبِ الْقُرْآنِ وَأَقِفُ عِنْدَ هَذِهِ الصِّفَةِ اخْتِصَارًا لِلْوَقْتِ أَنَّ صَاحِبَ الْقُرْآنِ مِنْ طَبْعِهِ التَّوَاضُعُ
وَالْخُشُوعُ لِلَّهِ جَلَّ وَعَلَا فَإِنَّ الْخُشُوعَ مِنْ أَعْظَمِ آثَارِهِ التَّوَاضُعُ وَلِذَلِكَ لَمَّا ذَكَرَ أَبُو بَكْرٍ الْآجُرِّيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى صِفَاتَ أَهْلِ الْقُرْآنِ قَالَ: وَيَتَوَاضَعُونَ لِأَهْلِهِ وَلِمَنْ تَعَلَّمَهُ
وَلَمَّا ذَكَرَ صِفَاتَ الَّذِينَ يَتَعَلَّمُونَ الْقُرْآنَ لِلدُّنْيَا قَالَ وَمِنْ صِفَاتِهِمْ أَنَّهُمْ يَتَكَبَّرُونَ عِنْدَ… أَنَّهُمْ يَتَكَبَّرُونَ بَعْدَ قِرَاءَتِهِ عَلَى خَلْقِ اللهِ وَلَا يَتَوَاضَعُونَ فِيهِ وَيُحِبُّونَ أَنْ يَتَصَدَّرُوا أَنْ يَعْلُوْا عَلَى غَيْرِهِمْ
إِذَنْ هَذِهِ مِنْ أَفْعَالِ الْقُلُوبِ الَّتِي يَمْتَحِنُ الْمُسْلِمُ نَفْسَهُ وَلِيَنْظُرَ أَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ عَلَى الْحَقِيقَةِ أَمْ أَنَّهُ لَيْسَ كَذَلِكَ
وَلِذَلِكَ جَاءَ عَنْ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى أَنَّ الْمُؤْمِنَ يَخْتَبِرُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْقُرْآنِ فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْقُرْآنِ شَكَرَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَحَمِدَهُ وَسَأَلَهُ الزِّيَادَةَ
وَإِنْ كَانَ عَلَى غَيْرِ ذَلِكَ النَّعْتِ فَإِنَّهُ حِينَئِذٍ يُرَاجِعُ نَفْسَهُ وَيُحَاسِبُهَا قَبْلَ أَنْ يُحَاسِبَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهَا